Senin, 03 Januari 2011

PENYIAPAN SEBUAH MEDIA

PENYIAPAN SEBUAH MEDIA
BAB I
    1. Latar Belakang
Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium mikro biologi memerlkan medium yang berisi zat hara serta lingkungan yang sesuai bagi mikroorganisme. Zat hara duigunakan unuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme dan pergerakan. Lazimnya medium biakan mengandun air, umber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen serta unsur sekelumit ( tarce elements). Dalam bahan dasar medium ini dapat pula ditumbhan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau neukleosida.
Untuk menumbuhkan dan mengembagbiakan mikroba, misalnya media. Media itu sendiri sebelum digunakan haus dalam keadaan seril, artinya tidak ditumbubi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.
Susunan bahan, baik berbentuk bahn alami( seperti touge, kentang, dagin, telur wortel, dan sebagainya) ataupun bahan tertentu (berbentu senyawa kimia organikatauun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhandan perkembangan mikroba, dinamakan media. (Suriawiria, 2002)
    1. Tujuan
Supaya mahasiswa mengetahui cara membuat media padat lempeng.
Supaya mahasisw megetahui cara membuat media padat miring
Agar mahasiswi megetahui bahan alami dan bahan sintesiss yan dibuat media





BAB II
Tijauan pustaka
2.1 Macam- macam perbenihan
Oleh karena adanya perbedaan sifat kuman terhadap proses ( parasi komensalis, saffrofitis, dan sedagainya), maka media terbagi 2 golongan besar:, yaitu:
  1. Media Hidup
Media hidup umumnya dipakai dalam laboratorium virologi untuk pembiakan berbagai virus, sedangkan dalam bakteriologi hanya beberapa jenis kuman tertenu saja dan teruaman hewan percobaan. Contoh media hidup anatara lain: hewan percobaan (termasuk manusia). Telur berembrio, biakan jaringan, dan sel-sel biakan bakteri tertentu untuk bakteriofag.
  1. Media mati
  1. Berdasarkan Konsistensinya
  • Media padat, terbagi media agar mring, agar deep, dan agar miring. Misalnya: agar bulyon, agar endo, agar ss, dan sebagainya
  • Media setengah padat: agar bulyon setengah padat (bulyon= kaldu)
  • Media cair: air bulyon, air pepton, deret-dret gula, dan sebagainya.
Media padat dieroleh dengan menambahkan agar. Agar tersebt berasal dari ganggang digunakan sebagai bahan pemadat karena tidak, karena tidak diuraikan oleh mikroba, dan membeku pada suhu diatas 45 dejat C. media setenah padat digunakaan untuk melihat gerak secara mikroskopis.
  1. Berdasarkan Kompsisinya atau susunan bahannya
  1. Media sintesis
Yakni media yang mempunyai kandungan dari isi bahan yang telah dketahui secara terperinci. Media sintetik serng digunakan untu mempelajari sifat faali dan genetika mikroorganisme. Senyawa anorgank dan organik ditambahkan dala media sintetik harus murni, sehungga harganya mahal. Contoh: cairan hanks, locke, thyrode, eagle, dan sebagainya( dalam laboratorium virologi).
  1. Media non sintesis
Merupakan media yang mengandung bahan-bahan yang tidak diketahui secara pasti baik kadar maupun susunannya. Contohnya ekstrak daging, pepton, ekstrak ragi, kaldu daging, serum, vitamin, asam amino, atau nukleosida.
  1. Media semi sintesis
Misalnya cairan hanks yan ditambah serum (laboratorium virologi).
  1. Berdasarkan Sifat Fisiologik dan Biologi Kuman dan Untuk Tujuan Isolasi
  1. Media Persemaian (nutrient media), yaiu media yang sangat kaya akan zat makanan dan mempunyai susunan bahan sedemikian rupa sehinga hanya menyuburkan satu jenis kuman yang dicari saja. Contoh: pembenihan kauffman untuk persemaian salmonela typhi
  2. Media eksklusif, yaitu media yang hanya memungkinkan tumbuhnya satu jenis kuman saja, sedangkan yang lainya dihambat atau dimatikan. Contoh pembenihan air pepton alkalisyang mempenyai pH yang tinggi sehingga kuman lai tidak dapat tumbuh kecuali vibrio.
  3. Media selektif efektif, yaitu media yang memiliki susunan bahan seemikian rupa sehingga kuman tertentu dapat tumbuh tetapi dengan masing-masing kooni yan sanga khas. Contoh : agar endo, untuk kuman coli, (coliform) akan berwarna merah, sedangkan salmonella koloninya tidak berwarna (Waluyo, 2010)
  4. Media pengaya, yaitu kalau media tersebut digunakan untuk memberikan kesempatan terhadap satu jenis/keompok mikroba untuk tumbuh dan berkemban lebih cepat dari jenis/kelmpok lainnya yang sama-sama berada dalam satu bahan. Misalnya untuk memisahkan bakteri penyakit tifus (Salmonella typhi) dari bahan tinja(kotoran manusia)
  5. Media differensial, yaitu media yan digunakan untuk penumbuhan mikroba tertentu serta penentuan sifat-sifatnya. Seperti media agar darah yan dipergunakan untuk prtumbuhan bakteri hemoloitik tidak dapa tumbuh atau aka dihambat.
  6. Media penguji, yaitu meia yan dipergunakan untuk pengujian senyawa atau benda tertentu dengan bantuan mikroba. Misalnya media pengui vitamin, asam amino, antibiotika, residu pestisida, residu detergen, dan sebagainya. Media disamping disusun oleh media dasar untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, juga ditambahkan sejmlah senyawa tertentu yang akan diuji.
  7. Media perhiungan, yaitu media yang dipergunakan untuk menghitung jumlah mikroba pada suatu bahan. Media ini dapat berbentuk media umum, media selektif, ataupn media differensial, dan penguji.
  8. Media umum, yaitu kalau media tersebut dapat diperguakan untuk perumbuhan dan perkembangbiakan satu aa lebih kelopok mikroba secara umum, seperti agar kaldu nutrisi untuk bakteria, agar kentang, Dekstosa untuk Jamur, dan sebagainya.
2.2 Keasaman (pH) medium
Keasama (pH) medium jga amat penting bagi pertumbuhan organisme, terutama kerja enzim sangat dipengaruhi oleh pH. Sebagian bakteri tumbuh paling baik pada pH sekitar 7, karena itu kaldu nutrient yaitu medium yang sering kali digunakan untuk menumbuhkan berbagai macam bakteri, harus disesuaikan pHnya menjadi 6,8. Di pihak lain, patogen biasanya menghendaki pH yag lebih alkalin. Karena itu trypticase so broth, yan sering kali digunakan untuk menumbuhkan organisme yang lebih rewel, harus disesuaikan pHnya menjadi 7.3. ( Ratna, 2005)



BAB III
METODELOGI
      3.1 Alat dan Bahan
        3.1.1Alat
  • Parut Tabung reaksi
  • Mortl martil Autoklaf
  • Timbangan Bunsen
  • Erlenmeyer Enkast
  • Cawan petri Kompor gas
  • Kaca pengaduk Sendok
  • Rak tabung reaksi Magneti Stirer
  • Alumunium foil Plastik wrap

                      3.1.2Bahan
  • Wortel SDA
  • Toge NA
  • Kentang Aquades
  • Kapas
          3.2Cara Kerja
        3.2.1Ekstrak Wortel (Nutrient Alami)
  1. Timbanglah wortel yang akan digunakan
  2. Parutlah wortel yan telah ditimabang
  3. Tumbuklah wotel yang sudah diparut dengan menggunakan mortal martil supaya lebih halus
  4. Lakukanlah sterilisasi cawan petri beserta tabng reaksi yang akan digunakan untuk media padat lempeng, media paat tabung selama 5 menit didala autoklave.
  5. Sambil menunggu proses sterilisasi selesai, campurkan wortel yan sudah dihaluskan dengan aquades yang telah ditimbang kebutuhannya.
  6. Setelah tercampur, tuangkan ekstrak wortel tadi kedalam erlenmyer kemudian ditutup dengan menggunakan alumunim foil
  7. Untuk pembuatan nutrien touge dan kentang, lakukanlah lakngah dari 1-6. Setelah semu selesai, homogenkan nutrient tersebudenganmenunakan fortex.
  8. Setelah proses homogenasi selesai sisihkan nutrient tersebut.
  9. Ambillah cawan petri dan tabung reaksi yang sudah sterilisasi, kemudia panaskanlah cawan petri dan tabung reaksi kedalam enkast diatas bunsen. Setelah dipanaskan, tuangkan nutrient tadi kedalam taung reaksi dan cawan petri.
  10. Setelah itu, tutuplah tabung reaksi dengan alumunium fol, sedang cawan petri dengan merekakan plstik wrap agar media tersebut tidak terkontaminasi. Tuggulah 1x24 jam. Amati apakah media tersebut terkontaminas atau tidak.
  11. Catatlah hasi pengamatnpada tabel pengamatan.
  12. Untuk pembuatan nutrient toge da kentang, ikutilah langkah 1-11.
        3.2.2Nutrient Sintesis (NA dan SDA)
  1. Tekan tombol on pada timbnan analtik, kemudian leakkan alas berupa ketas aau semacamnya, tekan tombol restart tmbangan analitik tersebut. Ambillah NA dengan menggunakan sendok, kemudian timbanglah sesuai kebutuhan.
  2. Masukkan Na kedalam erlenmeyer , sementara iu sisihkan. Kemudian timbanglah aquades yan diperlukan.
  3. Setelam semua ditimbang, masukkan aquades kedalam erlenmeyer yang berisi NA. kemudian tutuplag dengan alumniu foil.
  4. Hlakukanlah proses homogenasi nutrient tersebut dnnmenggunakan magnetik stirer sampai mendidih.
  5. Lakkan proses sterilisasi cawan petri dan tabung reaksi yang akan digunakan menanam mikroba dengan membungkus cawan petri dengan kertas, sedang tabng reaksi menggunakan almunium foil, denganmenggunakan autoclave selama 15menit.
  6. Setelah proses homogenasi dan sterilisasi selesai, langkah selanjunya adalah penanaman media didalam enkast, tapi sebelum itu,
  7. Panaskan cawan petri dan tabung reaksi diatas bunsen yang sebelumnya sudah dimasukkan kedalam enkast
  8. Tuangkanlah nutrient ke dalam cawan petri dan tabung reaksi
  9. Setelah itu, tutp tabun reaksi dengan menggunakan alumnium foil, sedang cawan petri direkatkan dengan menggunakan palstik wrap agar media tidak terkontaminasi. Tunggu media tersebut selama 1x24 jam, kemudian amati apaka media tersebut terkontaminas atau tidak.
  10. Catat hasi pengamatan pada tabel pengamatan.


BAB IV
PEMBAHASAN

Dari data pengamatan dapat dikataka bahwa semua media terkontaminasi, baik meia sintesis, maupun non sintesis. Media sintesis yaitu media yang terbua dari bahan alami, seperti wortel, touge, dan kentang. Sedangkan media nonsintesis media yan terbuat bari bahan buatan seperti NA dan SDA. Pada pengamata yan telah dilakukan media dikatakan terkontaminasi karena media tersebut tampak bercak pui-putih mengkilap. Begitu juga dengan media sintesis juga terkontaminasikren tampak putih-putih mengkilap. Itu semua terjadi karena kurangnya sterilsasi dan keadaan yang idak steril saat penanaman media menyebabkan banyakmikroba yang tumbuh pada media, dan menyebabkan media terkonaminasi. Dari data pengamatan dapa dikatakan pada percobaan (praktikum ini) dinyatakan gagal. Karena semua media terkontaminasi.(Unus, 2005)
Media yang sudah terkontaminasi tidak dapat digunakan lagi, serta tidak dapat diamati lagi. Dari data pengamatan juga didapatkan bahwa semua media rusak, karena terkontamnasi dengan mikroba liar.



KESIMPULAN
  • Media adalah suatu bahan yang terbuat daribahan alami maupun sintetis yang dapat digunakan untuk penanaman mikroba.
  • Media terbagi menjadi 2 golongan besar, yakni media mati dan media hidup
  • Berdasarkan komposisinya medi dibagi menjadi 3 yaitu media sintetis, media non sintetis, dan media semi sintetis.
  • Berdasarkan sifat fisiologik media terbagi menjadi 8 macam, yaitu media persemaian, media eksklusif, media selektif efektif, media pengaya, media differensial, media penguji, media perhitungan, dan media umum.
  • Ukuran Ph juga brpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri, sebagian bakteri yang baik tumbuh pada pH sekitar 7.
  • Pada praktikum bab ini dinyatakan gagal, karena semua media terkontaminasi daik media sintetis maupun non sintetis.
  • Kegagalan penanaman mikroba pada media dikarenakan keadaan yang kurang steril dan kurangnya sterilisasi alat yang akan digunakan untuk menanam mikroba.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar