Senin, 03 Januari 2011

PEWARNAAN BAKTERI


PEWARNAAN BAKTERI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), kokus, dan spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberap macam. Pada bentuk basil, pembagiannya meliputi basil tunggal, diplobasil, dan triptobasil. Sedangkan pada kokus dibagi monokokus ( satu buah bakteri berbentuk kotak), diplococcus, sampai staphylococcus (berbentuk mirip buah anggur). Khusus pada spirilum hanya terbagi menjadi 2 yaitu setengah melengkung dan tidak melengkung.
Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna merah atau ungu. Bakteri gram negative ditandai dengan pewarnaan ungu, sedangkan yang positif berwarna merah. (Anonymous, 2008). Hal ini bertujuan untuk memberikan warna pada bakteri pada akhirnya dapat diidentifikasi dengan mudah. Selain itu, ada endospore yang yang bias diwarnai. Endospore adalah organism yang dibentuk dalam kondisi yang stress karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk tetap berlanjut dilingkungan sampai kondisi mnjadi baik (Nobi, 2008) teknik pewarnaan gram haruslah sesuai prosedur karena dapat mengakibatkan kesalahn identifikasi data apakah gram positif atau gram negative, sehingga diperlukan agar mengetahui jalannya mekanisme pewarnaanya.
1.2  Tujuan
·         Memperoleh keterampilan pewaranaan bakteri secara gram
·         Dapat menentukan sifat gram dari bakteri yang diperiksa.

PENYIAPAN SEBUAH MEDIA

PENYIAPAN SEBUAH MEDIA
BAB I
    1. Latar Belakang
Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium mikro biologi memerlkan medium yang berisi zat hara serta lingkungan yang sesuai bagi mikroorganisme. Zat hara duigunakan unuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme dan pergerakan. Lazimnya medium biakan mengandun air, umber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen serta unsur sekelumit ( tarce elements). Dalam bahan dasar medium ini dapat pula ditumbhan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau neukleosida.
Untuk menumbuhkan dan mengembagbiakan mikroba, misalnya media. Media itu sendiri sebelum digunakan haus dalam keadaan seril, artinya tidak ditumbubi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.
Susunan bahan, baik berbentuk bahn alami( seperti touge, kentang, dagin, telur wortel, dan sebagainya) ataupun bahan tertentu (berbentu senyawa kimia organikatauun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhandan perkembangan mikroba, dinamakan media. (Suriawiria, 2002)
    1. Tujuan
Supaya mahasiswa mengetahui cara membuat media padat lempeng.
Supaya mahasisw megetahui cara membuat media padat miring
Agar mahasiswi megetahui bahan alami dan bahan sintesiss yan dibuat media



Selasa, 28 Desember 2010

Teknik Membuat Biakan Murni


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur atau biakan murni. ada beberapa cara umum yang dapat dilakukan dengan cara goresan(steak plate), cara taburan atau tuang(pour plate), serta mikromanipulator(the micromanipulator methods). (lim,2001). Secar alami, bakteri di alam ditemukan dalam populasi campuran. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam keadan tertentu saja populasiini ditemukan dalam keadaan murni . Untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi, dan sifat faalinya, maka organisme yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Ini berarti bahwa haruys ada biakan murni yang hanya mengandung satu jenis bakteri saja.
Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan pengenceran dengan menggunakan bahan cair atau padat. Pada mulanya digunakan gelatin sebagai bahan pemadat. Teknik untuk memperoleh biakan murni ada 3 cara, yaitu: teknik penggoresan agar, teknik agar tuang, teknik agar sebar. 
1.2 Tujuan 
Untuk memperoleh biakan murni bakteri

Peran Nutrisi Sebagai Dasar Kehidupan Pada Mikroba

BAB I
PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang
Mayoritas komponen seluler adalah karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor dan elemen ini merupakan penyusun utama membran, protein, asam nukleat dan struktur seluler lainnya. Elemen ini diperlukan paling banyak oleh mikroba untuk menyusun komponen selulernya. Oleh karena itu disebut makronutrien. Elemen lainnya yang sedikit diperlukan oleh mikroba untuk menyusun komponen selulernya disebut mikronutrien. Elemen lainnya yang sangat sedikit (bahkan tidak terukur) diperlukan sel untuk menyusun komponen seluler, tetapi harus hadir dalam nutrisinya disebut trace elemen. Semua elemen yang diperlukan oleh mikroba dipaparkan dalam bab selanjutnya. Faktor pertumbuhan merupakan molekul organik yang penting bagi pertumbuhan tetapi tidak mampu disintesis oleh mikroba sendiri seperti vitamin dan asam amino. ( Arudewangga, 2010)

Semua organisme memerlukan karbon, energi dan elektron untuk aktivitas metabolismenya, dan bakteri telah dikelompokkan berdasarkan metode memperoleh dan mengunakan ketiga komponen tersebut. Karbon merupakan komponen utama dan penting bagi sistem hidup khususnya sebagai kerangka makromolekul seluler. Mikroba yang memperoleh karbon dari karbon dioksida disebut autotrof, sedangkan mikroba yang memperoleh karbon dari molekul organik disebut heterotrof. Energi untuk keberlangsungan reaksi seluler dapat berasal dari konversi cahaya atau reaksi oksidasi senyawa organik maupun anorganik. Mikroba fototrofik mampu mengkonversi cahaya menjadi energi kimia, sedangkan kemotrofik memperoleh energi dari oksidasi kimiawi baik organik maupun anorganik. Dalam memperoleh energi diperlukan sumber elektron. Mikroba yang memperoleh elektron dari senyawa organik, disebut organotrof, sedangkan yang memperoleh elektron dari senyawa anorganik disebut litotrof. ( Arudewangga, 2010)